Artikel Pemberdayaan Keterampilan Anak-anak Lapas
SHabat Anak: Pemberdayaan Keterampilan Anak-anak Lapas
Oleh : Heistiria Fertiwi
Terlahir disebuah negara Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang berlandaskan ideologi pancasila yang memiliki pilar-pilar salah satunya yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Di negeri ini anak terlantar merupakan tanggung jawab negara bukan hanya itu tetapi semua anak-anak yang terlahir di Indonesia, negara saja peduli terhadap anak-anak dan seharusnya semua elemen masyarakat perlu melakukan kepedulian itu, anak adalah generasi penerus harapan bagi suatu negara yang dapat mewujudkan mimpi-mimpi dan perbaikan untuk kemajuan negara.
Setiap anak-anak memiliki cita-cita misalnya Dokter, Guru dan Polisi. Cita-cita adalah salah satu tujuan hidup bagi semua orang tetapi banyak juga orang yang terhalang untuk menggapai cita-citanya yang disebabkan oleh beberapa faktor, anak yang berkonflik dengan hukum (ABH) ialah anak-anak yang perna melakukan pelanggaran hukum yang kebanyakan disebabkan oleh pemikiran anak yang belum matang dan faktor ekonomi yang menengah kebawah. Berdasarkan Sistem Database Pemasyarakatan (SDP) pada bulan November 2016 Provinsi Sumatera Selatan merupakan tertinggi kedua dalam napi anak pidana dengan jumlah 195 anak, semua napi anak pidana tersebut di tempatkan di Lapas anak.
Lapas anak atau penjara anak yang khusus bagi orang-orang belum dewasa ini hanya dapat ditemukan di beberapa daerah, Provinsi Sumatera Selatan memiliki lapas anak di Palembang yang merupakan satu-satuya dengan keadaan lapas yang tidak membuat nyaman ataupun tidak adanya perhatian khusus. Anak sangat perlu perhatian orang tua karena pada masa itu anak memang mudah menerima pelajaran tetapi orang tua perlu tahu ketika anak dalam usia golden age ini mereka belum dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, segala macam informasi mereka serap secara mentah. Dengan pemikiran yang belum matang anak-anak menjadi korban permerkosaan, menjadi tersangka pemerkosaan, menjadi korban penculikan, menjadi tersangka pencurian, menjadi korban pemakai narkotika, menjadi tersangka pemakai narkotika dan akan menjadi apa anak-anak negara ini.
Anak sangat butuh figur seseorang yang akan menuntun perkembangannya. Dan hal ini pun menjadi sebuah pertanyaan apakah hak anak akan kebutuhan mendasar tersebut dapat terpenuhi, ketika seorang anak masuk ke dalam lapas. Tidak banyak orang yang peduli dengan anak lapas, ada sebuah kasus anak yang berusia 11 tahun yang telah habis masa tahanannya tetapi karena tidak ada keluarga yang menjamin pulang maka anak tersebut tetap berada di lapas sampai dia dewasa berusia 18 tahun. Lapas anak merupakan sarana untuk memberi efek jera atas tindakan yang di lakukan anak yang berkonflik dengan hukum.
Anak-anak yang berada di lapas anak perlu mandapatkan pendidikan formal maupun pendidikan informal. Banyak mahasiswa ataupun tenaga pengajar di segala bidang yang melakukan pembinaaan dan kebanyakan kunjungan penelitian ataupun pembinaan itu di lakukan kepada penghuni lapas dewasa maupun lapas wanita. Penulis ingin mendapat kesempatan untuk memberikan bimbingan kepada anak lapas berupa bimbingan keterampilan dan berbagai hal positif yang dapat diberikan agar anak itu memiliki kemampuan supaya setelah keluar lapas bisa diterima oleh keluarga dan masyarakat.
Meberdayakan keterampilan anak lapas adalah hal penting untuk kemajuan negara sehingga tidak mudah apabila hanya berdiri sendiri, untuk melakukan kegiatan yang luar biasa bermanfaat ini sangat perlu mengajak pihak-pihak lain yang ingin menjadi relawan berkomitmen serta gigihan dalam berkerjasam. Pembimbingan keterampilan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi anak untuk mempersiapkan diri ketika kembali ke keluaraga, bertemu dengan masyarakat dan untuk kembali bermain dengan teman-temannya ataupun kembali bersekolah.
Anak mengalami perkembangan fisik dan mental yang dimulai dari lahir sampai dewasa. Seiring perkembangan fisik dan mental, anak akan mengembangkan keterampilanan yang berlangsung secara alamiah sehingga peranan orang tua ataupun pembimbing bagi anak lapas sangat membantu perkembangan anak secara maksimal. Oleh sebab itu mengasa keterampilan anak lapas sangat di perlukan sebagai pengganti orang tua anak, membimbing keterampilan anak dapat di lakukan di berbagai bidang yaitu keterampilan yaitu keterampilan kognetif,sosial dan emosional, berbicara dan bahasa, motorik halus dan motorik kasar.
Pemberdayaan keterampilan anak lapas bertujuan agar anak-anak tersebut setelah keluar dari Lapas Anak dapat memiliki keahlian khusus yang dapat membantu keberlangsungan hidup mereka sehingga menghindari terjadinya tindak pidana untuk kedua kalinya dan agar anak-anak lapas bisa survive ketika telah keluar dari lapas. Program keterampilan ini berupa mengasa keterampilan anak lapas yaitu pembelajaran kemampuan dalam memecahkan masalah, mengajarkan untuk mampu berinteraksi dan pengendalian diri, keterampilan untuk mampu memahami dan menggunakan bahasa, memberikan pendidikan formal maupun informal yang memadai untuk anak sesuai petunjuk Kementerian Pendidikan Nasional, memberi konseling, motivasi dan beragam pelatihan yang bermanfaat bagi anak terutama dalam keagamaannya dengan cara tidak meninggalkan prinsip belajar dan bermainnya.
Program keterampilan anak lapas ini akan di lakukan oleh Tim SHabat Anak, yang seperti namanya tim ini akan menjadikan anak-anak lapas sebagai sahabat ataupun saudara. SHabat Anak akan membimbing anak-anak lapas dengan metode pendekatan belajar dan bermain. SHabat Anak nantinya akan memulai program ini di lapas anak Pakjo Palembang Sumatera Selatan, program ini akan di lakukan rutin 2 kali dalam sepekan sehingga ketika di akhir tahun anak lapas akan menampilkan sebuah maha karya sebagai buah hasil bimbingan SHabat Anak dan mengembalikan citra anak lapas yang di pandang sebelah mata oleh masyarakat.
Langkah pertama agar terwujudnya program pemberdayaan keterampilan anak lapas ini penulis akan membuka pendaftaran member SHabat Anak, SHabat Anak tidak mewajibkan untuk kalangan pelajar ataupun mahasiswa tetapi untuk semua elemen masyarakat yang peduli akan anak-anak negeri, SHabat Anak akan memulai perkembangannya di Sumatera Selatan yang dimulai dengan mengajak mahasiswa Universitas Sriwijaya dan sekitarnya dan tidak menutup kemungkinan dengan melalui sosialisasi maupun media-media modern lainnya yang mampu menyebarkan SHabat Anak ke seluruh penjuru negeri. Kedua, SHabat Anak akan mulai bergerak dengan mendatang lapas anak untuk melakukan kerja sama, menyusun kurikulum dalam kegiatan bersama anak lapas secara terstruktur Tahap terakhir anak-anak lapas masing-masing akan memiliki pembimbing dari member SHabat Anak, dua member SHabat Anak untuk satu anak lapas yang harapannya anak-anak lapas nyaman akan adanya SHabat Anak ini dan menjalin kekeluargaan.
Ketika peranan orang tua tidak di dapatkan oleh anak-anak lapas, sudah sewajarnya pemuda-pemuda indonesia yang peduli pada negara ini tetapi hanya dengan mengkritisi tanpa praktisi ikut dalam mempedulikan anak Indonesia, Indonesia tidak butuh orang-orang yang berkoar-koar di media tetapi mati kutu di hadapan orang banyak. Peduli dengan anak-anak Indonesia berarti peduli akan Indonesia kedepannya. Peduli anak negeri dengan memberi semangat berarti telah ikut berpartisipasi membangun mimpi-mimpi anak negeri yang berpotensi dan berkompetensi hingga Indonesia jaya bukan hanya sekedar mimpi. Tidak banyak orang yang memiliki niat untuk membangun negeri ini apalagi untuk peduli. Anak harus selalu dilindungi dan disayangi oleh semua elemen masyarakat, agar mereka terhindar dari berbagai hal yang dapat menghaangi cita-citanya.
Hidup itu penting jika bermanfaat untuk banyak orang, penulis berharap program tim SHabat segera terwujud dalam pemberdayaan keterampilan anak lapas ini secara bertahap segera terlaksana sebagai bukti nyata dalam melindung dan menyayangi anak dalam kondisi apapun karena anak penentu Indonesia kedepannya.
Demikianlah postingan tentang Artikel SHabat Anak: Pemberdayaan Keterampilan Anak-anak Lapas ,
Tunggu postingan berikutnya yaa, pokoknya dijamin gak nyesal deh
Oleh : Heistiria Fertiwi
Terlahir disebuah negara Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang berlandaskan ideologi pancasila yang memiliki pilar-pilar salah satunya yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Di negeri ini anak terlantar merupakan tanggung jawab negara bukan hanya itu tetapi semua anak-anak yang terlahir di Indonesia, negara saja peduli terhadap anak-anak dan seharusnya semua elemen masyarakat perlu melakukan kepedulian itu, anak adalah generasi penerus harapan bagi suatu negara yang dapat mewujudkan mimpi-mimpi dan perbaikan untuk kemajuan negara.
Setiap anak-anak memiliki cita-cita misalnya Dokter, Guru dan Polisi. Cita-cita adalah salah satu tujuan hidup bagi semua orang tetapi banyak juga orang yang terhalang untuk menggapai cita-citanya yang disebabkan oleh beberapa faktor, anak yang berkonflik dengan hukum (ABH) ialah anak-anak yang perna melakukan pelanggaran hukum yang kebanyakan disebabkan oleh pemikiran anak yang belum matang dan faktor ekonomi yang menengah kebawah. Berdasarkan Sistem Database Pemasyarakatan (SDP) pada bulan November 2016 Provinsi Sumatera Selatan merupakan tertinggi kedua dalam napi anak pidana dengan jumlah 195 anak, semua napi anak pidana tersebut di tempatkan di Lapas anak.
Lapas anak atau penjara anak yang khusus bagi orang-orang belum dewasa ini hanya dapat ditemukan di beberapa daerah, Provinsi Sumatera Selatan memiliki lapas anak di Palembang yang merupakan satu-satuya dengan keadaan lapas yang tidak membuat nyaman ataupun tidak adanya perhatian khusus. Anak sangat perlu perhatian orang tua karena pada masa itu anak memang mudah menerima pelajaran tetapi orang tua perlu tahu ketika anak dalam usia golden age ini mereka belum dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, segala macam informasi mereka serap secara mentah. Dengan pemikiran yang belum matang anak-anak menjadi korban permerkosaan, menjadi tersangka pemerkosaan, menjadi korban penculikan, menjadi tersangka pencurian, menjadi korban pemakai narkotika, menjadi tersangka pemakai narkotika dan akan menjadi apa anak-anak negara ini.
Anak sangat butuh figur seseorang yang akan menuntun perkembangannya. Dan hal ini pun menjadi sebuah pertanyaan apakah hak anak akan kebutuhan mendasar tersebut dapat terpenuhi, ketika seorang anak masuk ke dalam lapas. Tidak banyak orang yang peduli dengan anak lapas, ada sebuah kasus anak yang berusia 11 tahun yang telah habis masa tahanannya tetapi karena tidak ada keluarga yang menjamin pulang maka anak tersebut tetap berada di lapas sampai dia dewasa berusia 18 tahun. Lapas anak merupakan sarana untuk memberi efek jera atas tindakan yang di lakukan anak yang berkonflik dengan hukum.
Anak-anak yang berada di lapas anak perlu mandapatkan pendidikan formal maupun pendidikan informal. Banyak mahasiswa ataupun tenaga pengajar di segala bidang yang melakukan pembinaaan dan kebanyakan kunjungan penelitian ataupun pembinaan itu di lakukan kepada penghuni lapas dewasa maupun lapas wanita. Penulis ingin mendapat kesempatan untuk memberikan bimbingan kepada anak lapas berupa bimbingan keterampilan dan berbagai hal positif yang dapat diberikan agar anak itu memiliki kemampuan supaya setelah keluar lapas bisa diterima oleh keluarga dan masyarakat.
Meberdayakan keterampilan anak lapas adalah hal penting untuk kemajuan negara sehingga tidak mudah apabila hanya berdiri sendiri, untuk melakukan kegiatan yang luar biasa bermanfaat ini sangat perlu mengajak pihak-pihak lain yang ingin menjadi relawan berkomitmen serta gigihan dalam berkerjasam. Pembimbingan keterampilan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi anak untuk mempersiapkan diri ketika kembali ke keluaraga, bertemu dengan masyarakat dan untuk kembali bermain dengan teman-temannya ataupun kembali bersekolah.
Anak mengalami perkembangan fisik dan mental yang dimulai dari lahir sampai dewasa. Seiring perkembangan fisik dan mental, anak akan mengembangkan keterampilanan yang berlangsung secara alamiah sehingga peranan orang tua ataupun pembimbing bagi anak lapas sangat membantu perkembangan anak secara maksimal. Oleh sebab itu mengasa keterampilan anak lapas sangat di perlukan sebagai pengganti orang tua anak, membimbing keterampilan anak dapat di lakukan di berbagai bidang yaitu keterampilan yaitu keterampilan kognetif,sosial dan emosional, berbicara dan bahasa, motorik halus dan motorik kasar.
Pemberdayaan keterampilan anak lapas bertujuan agar anak-anak tersebut setelah keluar dari Lapas Anak dapat memiliki keahlian khusus yang dapat membantu keberlangsungan hidup mereka sehingga menghindari terjadinya tindak pidana untuk kedua kalinya dan agar anak-anak lapas bisa survive ketika telah keluar dari lapas. Program keterampilan ini berupa mengasa keterampilan anak lapas yaitu pembelajaran kemampuan dalam memecahkan masalah, mengajarkan untuk mampu berinteraksi dan pengendalian diri, keterampilan untuk mampu memahami dan menggunakan bahasa, memberikan pendidikan formal maupun informal yang memadai untuk anak sesuai petunjuk Kementerian Pendidikan Nasional, memberi konseling, motivasi dan beragam pelatihan yang bermanfaat bagi anak terutama dalam keagamaannya dengan cara tidak meninggalkan prinsip belajar dan bermainnya.
Program keterampilan anak lapas ini akan di lakukan oleh Tim SHabat Anak, yang seperti namanya tim ini akan menjadikan anak-anak lapas sebagai sahabat ataupun saudara. SHabat Anak akan membimbing anak-anak lapas dengan metode pendekatan belajar dan bermain. SHabat Anak nantinya akan memulai program ini di lapas anak Pakjo Palembang Sumatera Selatan, program ini akan di lakukan rutin 2 kali dalam sepekan sehingga ketika di akhir tahun anak lapas akan menampilkan sebuah maha karya sebagai buah hasil bimbingan SHabat Anak dan mengembalikan citra anak lapas yang di pandang sebelah mata oleh masyarakat.
Langkah pertama agar terwujudnya program pemberdayaan keterampilan anak lapas ini penulis akan membuka pendaftaran member SHabat Anak, SHabat Anak tidak mewajibkan untuk kalangan pelajar ataupun mahasiswa tetapi untuk semua elemen masyarakat yang peduli akan anak-anak negeri, SHabat Anak akan memulai perkembangannya di Sumatera Selatan yang dimulai dengan mengajak mahasiswa Universitas Sriwijaya dan sekitarnya dan tidak menutup kemungkinan dengan melalui sosialisasi maupun media-media modern lainnya yang mampu menyebarkan SHabat Anak ke seluruh penjuru negeri. Kedua, SHabat Anak akan mulai bergerak dengan mendatang lapas anak untuk melakukan kerja sama, menyusun kurikulum dalam kegiatan bersama anak lapas secara terstruktur Tahap terakhir anak-anak lapas masing-masing akan memiliki pembimbing dari member SHabat Anak, dua member SHabat Anak untuk satu anak lapas yang harapannya anak-anak lapas nyaman akan adanya SHabat Anak ini dan menjalin kekeluargaan.
Ketika peranan orang tua tidak di dapatkan oleh anak-anak lapas, sudah sewajarnya pemuda-pemuda indonesia yang peduli pada negara ini tetapi hanya dengan mengkritisi tanpa praktisi ikut dalam mempedulikan anak Indonesia, Indonesia tidak butuh orang-orang yang berkoar-koar di media tetapi mati kutu di hadapan orang banyak. Peduli dengan anak-anak Indonesia berarti peduli akan Indonesia kedepannya. Peduli anak negeri dengan memberi semangat berarti telah ikut berpartisipasi membangun mimpi-mimpi anak negeri yang berpotensi dan berkompetensi hingga Indonesia jaya bukan hanya sekedar mimpi. Tidak banyak orang yang memiliki niat untuk membangun negeri ini apalagi untuk peduli. Anak harus selalu dilindungi dan disayangi oleh semua elemen masyarakat, agar mereka terhindar dari berbagai hal yang dapat menghaangi cita-citanya.
Hidup itu penting jika bermanfaat untuk banyak orang, penulis berharap program tim SHabat segera terwujud dalam pemberdayaan keterampilan anak lapas ini secara bertahap segera terlaksana sebagai bukti nyata dalam melindung dan menyayangi anak dalam kondisi apapun karena anak penentu Indonesia kedepannya.
Demikianlah postingan tentang Artikel SHabat Anak: Pemberdayaan Keterampilan Anak-anak Lapas ,
Tunggu postingan berikutnya yaa, pokoknya dijamin gak nyesal deh
0 Response to "Artikel Pemberdayaan Keterampilan Anak-anak Lapas"
Post a Comment